Kawan,
Maukah engkau memaafkan atas kesalahan yang telah aku perbuat terhadap hatimu. Bukan maksud hatiku untuk menyakiti hatimu. Aku hanya guyon. Aku mengetahui, bila kini hatimu sedang terluka karena perbuatanku. Aku mengetahui, bila kini hatimu sedang marah terhadap perilaku kawanmu ini yang mengecewakan hatimu atas guyonan itu. Dan aku mengetahui pasti, bila kini dirimu sedang tak ingin didekati oleh siapapun. Aku mengerti dan memahami perasaan yang sedang bergejolak dalam hatimu.
Kawan,
Sejak engkau mengacuhkan dunia mayaku, hati ini terasa tersiksa. Hari-hariku diselimuti perasaan bersalah terhadaphatimu. Aku telah mencoba mendekati hatimu yang terluka namun aku sadar benar, engkau sedang tak ingin di ganggu. Semoga hanya untuk sementara waktu saja.
Kawan,
Aku ingin perkenalan kita yang berawal dari maya akan berakhir di kehidupan nyata tanpa menyakiti hati siapapun. Aku ingin kisah kita menjadi indah. Aku ingin terus mengukir cerita dalam kehidupan yang pasti akan berakhir. Aku tak ingin melepas perkawanan ini. Dan tanpa lelah aku akan terus berusaha mendekati hati yang mungkin suatu hari akan ceria kembali meski aku tahu lubang itu tak’kan tertutup rapat seperti sedikala.
Kawan,
Saat ini aku tak sanggup kehilangan dirimu dan tak’kan dapat kehilangan dirimu untuk selamanya. Aku berharap dirimu merasakan hal serupa.
Kawan,
Jika suatu hari engkau membaca ungkapan hati ini, mudah-mudahan hatimu telah membukakan pintu maafmu untuk kawan mayamu yang tak mampu mengerti sepenuhnya atas keadaan diri dan hatimu. Semoga hatimu dapat menyisihkan kepingan kecil dari hatimu untuk diriku.